Quantcast
Channel: Belajar Photoshop
Viewing all 236 articles
Browse latest View live

Soft Smudge Painting - Penélope Cruz Sánchez

$
0
0

Soft Smudge Painting.. kapan selesainya ini, tiap post selalu materi yang sama. Apa gag bosen? Jengah? Eneg? Muak dkk? Entahlah Lol.

Siapa yang tak kenal dengan tokoh kita satu ini. Cantik, seksi semampai nan rupawan.. apalagi sewaktu ia main bareng Salma Hayek. Ckckck.. heebooh (gaya wimsaikel mod on).

Soft smudge painting mungkin, menjemuka. Tapi Penélope Cruz Sánchez.. demikian nama aslinya beliau.. tentu sama sekali gag ngebosenin, bukan? :p







Penelope Cruz

Selamat menikmati hidangan ala kadarnya (Y).

ArtRage Painting

$
0
0
ArtRage Painting by psholic

Kira-kira.. apa yang sedang terjadi jika menilik postingan ini, dengan image seperti itu?
Hmm.. dunia memang lucu!

Belajar Digital Painting

$
0
0
Pagi nan indah dan cerah kawan. Apa kabar semua? Semoga masih tetap berada pada pijakan kakinya masing-masing. Kali ini psholic akan memulai rangkaian panjang dari label yang telah lama ditinggalkan di blog ini, yakni Digital Painting.

Walaupun sudah berulang-kali dibahas disini, baik secara langsung maupun tidak, baik melalui tulisan maupun gambar, hingga banyak video yang sekiranya mewakili dan mempermudah visualisasi kita dalam mempelajari salah-satu teknik yang lumayan banyak jadi incaran para pembelajar Photoshop ini.

Well.. sebenarnya.. dan pada hakikatnya, Belajar Digital Painting menggunakan Photoshop itu tidak seseram namanya. Coba bayangkan sewaktu kita masih kecil. Dimanapun, dalam keadaan apapun, versi diri kita yang masih kecil itu gemar sekali mencoret-coret. Apapun itu bentuk coretannya. Nahh.. pindahkan kondisi tersebut ke era atau time line kita saat ini (yang ingin belajar Digital Painting).

Maksudnya gimana sii? Mindahin waktu? Hmm.. Gini loh Gan/Sis.. Dewasa ini, halahhh.. maksudnya, sekarang ini, karena kita mengenal dunia pendidikan, ada otak kanan, ada multiple ini dan itu, ada sifat pembelajaran anak begini dan begitu.. itulah penyebab sekarang kita kesulitan belajar (mengingat ukuran tubuh serta usia yang sudah tidak muda lagi) terutama Digital Painting.

Hakikatnya, Digital Painting itu sama saja dengan coret-coret tembok yang sering kita lakukan dahulu kala. Hanya saja kini yang beda adalah medianya. Jika dulu kebanyakan kita menggunakan tembok dengan pensil 2B dsb, sekarang menggunakan komputer, padahal intinya sii.. yo podo wae. Otak kita yang sudah terlebih dulu ditakut-takutin sama yang namanya "dunia pendidikan", yang mesti ini dan mesti itu dulu, bla bla bla.

Simpelnya.. jika memang Agan/Sis ingin bisa Digital Painting, langsung saja (tanpa pengetahuan advance mengenai menggambar secara Digital) mulai menggambar menggunakan Photoshop. Beres. Masalah hasilnya nanti seperti apa, lain soal Gan/Sis, ya kan? Belajarlah secara langsung dengan "mengalami", lakukan terus yang namanya trial and error, sampai akhirnya kita menemukan nikmatnya menggambar, baik secara digital maupun tidak.

Belajar Menggambar Digital

$
0
0
Masih mengangkat tema yang belum mau bergerak dari coret-mencoret secara digital atau yang biasa dikenal dengan sebutan Digital Painting. Nicole Neal kembali menjadi referensinya, bisa kita lihat bersama pada gambar di bawah, seorang cewek cantik tanpa sehelai benangpun melekat di badannya. Mungkin jika gambar tersebut foto, kami akan sedikit kena masalah, meskipun pernah denger-denger.. walau hanya gambar (bukan foto seperti gambar di bawah), tetap bisa terjaring masalah.

Tentunya bukan tanpa maksud kami kembali memasukkan foto tersebut disini, hingga akhirnya nanti menimbulkan problem. Ahh.. sudahlah..

Seperti halnya Nicole Neal yang tempo hari kami masukkan di blog ini, kembali kali ini tokoh tersebut menjadi sampel untuk mengejawantahkan bagaimana sebenarnya yang dimaksud dengan menggambar secara digital, menggambar menggunakan Photoshop, dengan Brush (B) sebagai tool utamanya sudah barang tentu, dan bukan tools yang lain.

Seperti yang pernah kami singgung sebelumnya, bahwa dalam hal inipun kita sudah terlebih dulu ditakut-takuti dengan berbagai syarat yang mesti dimiliki seorang artis -- katakanlah demikian jika tidak ingin menggunakan kata seniman digital lainnya, mesti inilah mesti itulah terlebih dulu.

Hmm.. Come on man! Gag usah peduli sama yang kayak gitu. Langsung ajja coret lembar kerja baru kita di Photoshop menggunakan Brush, bukan tools yang lain. Tuangkan imajinasi Agan/Sis disana. Jangan perdulikan bagaimana hasilnya. Get used to it! Mulai dan biasakanlah! Hanya itu sebenarnya the major key to get it done!

Nicole Neal versi besarnya..


Warna Skin/Kulit

Untuk 'Kulit', jika Agan/Sis merasa kebingungan dan terutama menjadi pusing setelah mencari di internet dan lalu mendapati pattern-pattern skin yang njlimed bikin otak buyar, hmm.. ada baiknya Agan/Sis save gambar di samping.

Tampak simpel dan sangat ringan dalam menterjemahkannya, tidak perlu gerah karena urat di kepala bertonjolan pada keluar sebab pola-pola skin yang didapat di internet sana. Kuncinya adalah.. Agan/Sis punya satu warna. Just ONE single color. Use it as a midtone! Warna yang kita dapat tadi (yang kita inginkan), jadikan sebagai Midtone, lalu tinggal cari Highlight serta Shadownya.

Begitulah yang bisa diterjemahkan dari 'Kulit' yang biasa kami pergunakan pada gambar di atas. Tinggal nanti detailnya, biarkan menyusul seiring mengalirnya kemampuan menggunakan Brush dengan tetikus (mouse, bukan pen tablet dan sebagainya). One thing in mind.. menggambar itu mudah dan menyenangkan. Cheers!

Griya Hosting

$
0
0

Voila! Entah gerangan apa yang terjadi, tapi seperti itulah (tanda panah serta lingkaran merah pada gambar di atas) keadaannya. Fiuhh.. Lalu jika sudah seperti ini keadaannya.. bagaimana kita harus meminta tolong? Kepada siapa kita mesti bertanya? Sementara kita, sebagai user, mempercayakan sepenuhnya permasalahan teknis seperti ini pada mereka.

Adakah Agan/Sis yang mengalami hal serupa dengan penyedia jasa Domain masing-masing, atau.. hanya kami yang kebetulan apes mengalami hal macam ini. Permasalahannya adalah.. gambar yang kami lingkari merah itu selalu seperti itu sejak beberapa bulan belakangan ini. Suatu hari kami cek.. masih berwarna abu-abu seperti itu "Mohon maaf, kami sedang istirahat!", lalu esoknya kami cek lagi, masih seperti itu.. kami layangkan pertanyaan langsung via chat tersebut.. hingga surat ke-3 masih saja belum mendapat kabar apa-apa dan logo chat tersebut masih saja berwarna abu-abu seperti pada gambar di atas..

Benarkah mereka mampu sepanjang itu rentang waktu "istirahat"nya? Sudah tutupkah? Gulung tikarkah? Moso' iyo?? Nanti begitu permasalahan pembayaran (berkaitan dengan uang dan kepentingan perpanjangan lainnya) baru istirahatnya selesai atau bagaimana...?!?! Inilah yang sebenar-benarnya disebut dengan.. sesuatu! Garuk-garuk kepalayang sama sekali tidak gatel.. GoodLord!

google9756c9a3adbbe690.html

Entah kode apapula itu..?! Entah kenapa pula hanya yang satu ini yang tidak terindex.. sementara dua sisa lainnya, dengan mudah, mulus asoy geboy bahkan tanpa mengerutkan kening sedikitpun, justru lebih plong hasilnya? Plus.. kenapa juga baru kali ini terpikir? Mungkin karena sejak awal justru yang satu ini yang merasa paling yahud.. mungkin.. wedewwww.. makin ngelantur nii.. ckckckck.. alakazam!

Cara menggambar secara Digital di Photoshop

$
0
0

Bagaimana sebenarnya cara menggambar menggunakan Photoshop, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Digital Painting itu? Seperti yang sering kami singgung disini, jika kita mengandalkan teknik-teknik ribed yang ada di internet, maka jelas jawaban untuk pertanyaan tadi itu juga ikut ribed. Maka untuk menghindari keribedan-keribedan tersebut, sebenarnya dengan membaca 2 atau 3 tulisan di blog ini mengenai Digital Painting, sudah cukup buat Agan/Sis untuk memulai gambar digital Agan/Sis sendiri.

Foreground Color

OK baiklah, sekarang kita sedikit masuk ke teknis. Persiapannya, selain kopi dan rokok, siapkan yang simpel-simpel saja pada Photoshop Agan/Sis. Berikan warna dasar pada Foreground maupun Background lembar kerja baru Agan/Sis ter-set-up seperti defaultnya, yakni Hitam dan Putih. Jadi kita akan menggambar, hanya menggunakan warna ini (Hitam/bukan warna sebenarnya). Jadi, dari awal, kita hanya akan menggunakan warna #000000.

Untuk mendapatkan tebal tipis, kasar halus, serta variasi lainnya pada gambar, seperti tekstur yang nantinya akan tercipta, perhatikan selalu bagian mode pada brush pilihan Agan/Sis. Gunakan Brush (B) apa saja yang menurut Agan/Sis paling cocok untuk keperluan gambar Agan/Sis. Kembali pada bagian modenya, disinilah letak kuncinya.

Selama kita menggambar, terutama jika kita tidak punya tablet (Wacom dsb), artinya kita menggambar secara manual menggunakan tetikus, maka Opacity serta Flow akan menjadi sasaran utama yang akan sering kita sentuh (selalu berubah-ubah), kadang rendah, kadang tinggi, tergantung keperluan. Ini yang membedakan dengan pen tablet, yang tinggal tekan kenceng atau lebih loose dalam menekan pen-nya sudah menciptakan hasil yang berbeda pada gambar kita.

Preparing the Illustration

Jika semua sudah disiapkan, (kopi dan rokok sudah tidak perlu beli di warung sebelah, red), maka mulailah menggambar. Biarkan awalnya berantakan. Bentuk sketsa kasarnya saja, tidak mengapa, tidak perlu terlalu mendetil juga tak masalah, karena untuk mencapai kesempurnaan, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Di awal ini, kita hanya butuh untuk membiasakan tangan kita menggunakan tetikus hingga mendapat feel enaknya.

Tuangkan apa yang ada di kepala kita pada lembar kerja di Photoshop. Perlahan tapi pasti. Jadikanlah proses menggambar kita itu sebagai sesuatu yang kreatif rekreatif, tidak hanya otak kita bekerja keras sampe pusing, tapi juga harus rekreatif, menyenangkan. Jika kita tidak mendapatkan hal yang menyenangkan selama melakukan proses kreatif (apapun itu), maka untuk apa kita melakukannya? Lebih baik bersegera untuk meninggalkannya dan berharap dapat menemukan yang baru yang tidak hanya kreatif tapi juga rekreatif.

Lakukan proses menggambar secara Digital tersebut terus-menerus secara berkesinambungan dan menggairahkan, niscaya.. beuh.. abis dah duit buat beli rokok sama kopinya.. bhahaha..

Tutorial Hard Smudge Painting (Versi 2)

$
0
0
Judul asli tulisan ini sebenarnya adalah HARD SMUDGE PAINTING - Biola Maut, bisa didapatkan pada laman Download dalam bentuk PDF. Silahkan cek laman tersebut untuk mendapat tutorial-tutorial lainnya yang berkaitan dengan Photoshop, atau.. untuk lebih jelas dan mendetilnya, silahkan Agan/Sis baca terlebih dulu tulisan pendahulu dari tutorial versi 2 ini, yakni Tutorial cara membuat foto seperti dilukis dengan cermat.. baru membaca tulisan ini sebagai pelengkapnya. terimakasih.

Assalaamu’alaikum warohmatulloohii wabarokaatuh. Wahai Agan/Sis semua, akhirnya kita kembali berkesempatan tuk berjumpa dalam pembahasan yang sekiranya sudah sangat dimafhumi. However.. psholic tetap senang jika bisa share secara langsung disini mengenai hal tersebut, terutama ini terjadi sambil mendengarkan Lars Ulrich yang freaked-out melihat telapak tangan David Blaine ditusuk sampai tembus menggunakan 'pemecah es' di acara Scavlan 2016 lalu.

Yupp.. namun psholic tidak akan berpanjang lebar mengenai kejadian atau show tersebut secara keseluruhan dan mendetil, namun sebaiknya.. kita kembali pada pembahasan utama kita saja yakni,  "Cara membuat foto kita terlihat seperti dilukis".. atau yang biasa kita kenal, smudge painting, dalam hal ini.. Hard smudge painting.

Agan/Sis sebel gag siikalo kebetulan baca tutor (terutama yang berbahasa gringo) manakala mereka bilang “now smudge your layer” tanpa tau tutor tertulisnya yang ngejelasin “gimana caranya nye-mudge serta settingan-settingan pastinya” soal hal tersebut?

Well.. after reading this guide, this almost complete guide.. hope you will no longer have problems with that kinda thing, just apply the stuffs I will tell you in this tutorial..

Beuhhh.. macam mana itu bahasaaa.. lol.

First thing first.. kami, psholic, akan berusaha menjelaskan secara simpel bin singkat mengenai dasar-dasar Smudge tool (R). Baru setelah itu kami akan menunjukkan beberapa settingan Smudge yang biasa kami pergunakan dalam menerapkan tekhnik Hard Smudge Painting ini. Mungkin akan banyak ditemukan perbezaan di sana/i dengan yang biasa Agan/Sis pakai.. but that’s it.. this is our way.. adalah hal yang lumrah jika memang berbeda, bukan?

Smudge tool (R)

Sebelum kita memulai, mari kita bahas sedikit apa dan bagaimana sebenarnya Smudge tool (R) pada Photoshop itu. Jika Agan/Sis membuka dan lalu membaca Tutorial aslinya dalam bentuk PDF di laman Download seperti yang tadi kami singgung, Agan/Sis akan melihat terdapat sebuah gambar di 'langkah' ini. Hmm.. Garis warna-warni pada gambar tersebut menunjukkan tool Smudge yang akan kita pergunakan, atau kita bisa langsung memilihnya dengan menekan tombol R pada kibor kita.

Untuk pengisian Strength pada menu navigasi di bagian atas menu pada Photoshop, Agan/Sis bisa isikan dengan persentase tinggi, karena kita akan membuat Hard version of smudge. Jika Agan/Sis mampu menghandle 100%, monggo.. kami terbiasa di angka 97, jadi kami masukkan angka tersebut pada kolom Strength.

Note : Gosokan (smudge) dengan strength yang berbeda, akan menghasilkan output yang juga berbeda.

Tutor ini akan kami bagi 3 termin besar yang selalu kami lalui dan demi mempermudah penjelasan dalam bentuk tertulis seperti ini.

Enjoy the ride, fellas!


Lihat Tutorial Hard Smudge Painting - Biola Maut..
Tahap Pertama (sebelum di gosok/smudge)
Tonal Correction

1. Duplikat foto lalu beri efek Hi-pass.
2. Mainkan Level dan Curves agar line pada foto dapat terangkat dan tegas terlihat, jika perlu.. mainkan juga Adjustment Shadow/High-Lightnya.
3. Beri filter Paintdaubs, disini kami mengisi 2/40 atau yang menurut Agan/Sis paling asoy. Perlu diingat, semakin tinggi sharpness nya, akan semakin terlihat kotor gambar kita nantinya, jika mata Agan/Sis tidak bermasalah dengan itu, silahkan pakai angka tersebut, jika memang bermasalah, ea jangan.. gampang ajja (Y).
4. Pada layer baru (buat layer baru/kosong), gambar daerah T pada wajah sebagai bantuan jika langkah sebelumnya (1,2 & 3) dirasa masih kurang memadai.
5. Lihat video agar lebih jelasnya.


Tahap kedua - Ketika menggosok (Smudge)
Smudge Painting

1. Pergunakan brush bawaan Photoshop, disini kami menggunakan Brush Thick Heavy 104.
2. Buat layer baru di atas layer foto yang telah kita perbaiki pewarnaannya tadi (langkah pertama). Centrang “Sample all layers” ketika kita telah mengaktifkan tool Smudge (R).
3. Gosok pada layer kosong tersebut hingga semua area tersapu, lihat video agar lebih jelasnya.. juga.. perhatikan ilustrasi berikut..


Tips : Ikuti alur pada wajah atau tiap bagian dari gambar yang kita gosok agar tidak berantakan saling senggol antar warna satu dengan warna lainnya. Sing sabar yoo Gan/Sis. (Y).


Finishing

1. Perkuat warna foto kita dengan memainkan Level dan Curves pada adjustment layer.
2. Mainkan juga Hue/Saturations jika diperlukan.
3. Tambahkan background jika memang sudah kita siapkan. Untuk penambahan background, usahakan sesuaikan tone nya dengan warna utama pada foto atau editan kita agar ciamik dan enak dipandang (perspektif belaka sii.. :p)
4. Kerahkan segala kemampuan Photoshop manipulation kita demi mempercantik hasil akhir dari Smudge Painting kita seperti pemberian warna yang berbeda, pernak-pernik yang menunjang, aksesoris pilihan yang disesuaikan dengan tampilan dan keperluan kita.
5. Padu padan kan warna/tone secara keseluruhan.
6. Untuk bagian rambut.. silahkan mengeksplor semua yang kita bisa, semua pengetahuan kita akan hal tersebut.

Hasil akhir..

Tutorial menggambar Digital dengan Mouse

$
0
0
Holaa.. Kali ini, sambil ditemani Bryan Heisenberg Cranston bersama Aaron Pinkman Paul yang tidak pernah akur hingga akhir seri tersebut tuntas, juga ditemani saat mereka di hotel bersama David Blaine yang menancapkan 'pemecah es' pada telapak tangannya tanpa meneteskan darah sedikitpun, psholic akan kembali sedikit berbagi mengenai bagaimana cara menggambar secara digital menggunakan aplikasi Photoshop tanpa menggunakan pen, tablet serta alat canggih mutakhir lainnya selain Tetikus aka Mouse yang kita handalkan tiap kita online mencari dokumen-dokumen jorok di Tinder dan lain-lain.

Wowww.. pembukaan luar-biasa yang teramat Cheep! Tak mengapa-lah.. Hehehee.. Bukannya sok tau bukan sok menggurui apalagi mengangkangi matahari.. namun kami hanya sekedar berbagi, pembelajaran kali inipun sangat terbuka atas kritik serta cacian sekalipun.. sangat di monggo untuk itu, semoga dengan hal-hal keras seperti itu akan menambah perbaikan disana dan disini.. dimana-mana hatiku senang.. halahhh..

Pelajaran atau Tutorial menggambar Digital menggunakan Mouse kita sebenarnya singkat saja, mengingat kamipun harus menyelesaikan sesi netflix and chill kami bersama Breaking Bad seperti yang kami singgung di awal tadi, singkat karena memang tidak panjang dan melingkar, singkat karena memang pendek dan memang benar-benar singkat secara harfiah.. begini rinciannya..

Agan/Sis mungkin belum tahu, tidak tahu, baru mencoba atau sedang belajar menggambar secara digital? Jika belum.. jangan takut.. menggambar secara digital atau yang nge-trend disebut Digital Painting ini sangatlah sederhana rumusnya..

Pertama, buka photoshop kita.
Kedua, pilih tool Brush (B).
Ketiga dan terakhir.. tuangkan segala imajinasi kita di lembar kerja kosong pada photoshop kita.

Done!

Beres tokh.. mudah bukan.. karena memang hanya seperti itulah langkah-langkahnya.. Sangat tidak mendidik dan asik? Tunggu dulu kawan.. Coba renungi barang sebentar ketiga langkah di atas, dengan sebenar-benarnya perenungan. Selami dalam sanubari kita masing-masing, lalu tanya secara jujur pada kalbu bersih serta hangat kita.. perlukah kita akan langkah-langkah selain 3 langkah terpenting di atas?

Perhatikan baik-baik.. lalu renungi gambar berikut.. jangan lupa kopi serta rokoknya jangan sampai tertinggal.. kalau belum sempat buang air kecil.. lakukan nanti saja.. nanggung kawan! Dan jika berkehendak untuk mengenal lebih jauh mengenai Digital Painting ala PsHolic, silahkan saja, dimonggo (Y)




Hohoho.. calm down, babe.. Coba saja perhatikan gambar di atas tersebut.. perhatikan dengan sebenar-benarnya perhatian.. disana hanya diawali dengan lembar kosong pada Photoshop kita, lalu dicoret (seperti yang sering kami singgung pada pelajaran-pelajaran menggambar secara digital menggunakan mouse dengan mudah pada blog ini) dengan Brush warna Hitam (default) yang opacity nya di kurangi hingga 20% (langkah no 1).

Lalu untuk no 2. Itu kami buat di layer baru.. masih dengan Brush warna hitam tadi, naikkan opacity nya menjadi 25% (25-25).. lalu buat sketsa yang saat itu ada di kepala Agan/Sis.. tanpa stock, (kalau bisa dan kalau memang ingin mengembangkan imajinasi.. tak perlu stok ataupun referensi, murni gunakan gambar yang ada di kepala kita saja, itu lebih baik) tanpa jiplak, tanpa liat kanan/kiri dsb.. just.. coret saja langsung di lembar kerja kita tanpa sungkan-sungkan.

No 3, 4, 5 dan 6 juga demikian.. merupakan perpanjangan tangan dari no 2 dan 1.. brush dengan warna hitam tadi.. hanya saja memang, opacity nya yang perlu di perhatikan.. Opacity serta Flow dari brush yang kita pakai, sangat menentukan hasil akhir dari gambar kita.

Note : Disini kami menggunakan brushHard Round bawaan PS, dengan Hardness93%.. tiada yang lain. :)

Hasil akhir (tanpa warna), bisa Agan/Sis lihat pada gambar berikut ini..


Adapun preview pemgembangan atau varian wajah iconic dari sampel yang kita buat tadi, bisa dilihat pada Spoiler (Show Hide) di bawah. Hmmm.. Ternyata memang tak sebegitu menakutkannya bukan? Kendala tak punya pen tablet, wacom dsb? Jangan takut.. tetikus sama handalnya kawan.. karena yang handal itu bukan alat-alat tersebut.. tapi yang menggerakkannya.. pada awal-awalnya memang akan ancur-lebur.. tapi itu manusiawi dan sangatlah wajar, karena kita belum terbiasa.. lama kelamaan juga, kami yakin.. akan semakin porak-poranda.. aihhh.. gag lah.. tentu akan sebaliknya.. We hope so! :P

Variasi pengembangan sampel...






Santai ajja man temaan.. (Y) Wokehlah kalau begitu, sekian dulu tutorial singkat padat menawan dari kami -psholic- mengenai Digital Painting menggunkan Mouse kali ini, jika ada kekurangan, dengan segala hormat, kami persilahkan untuk menambahkan, memberi masukan atau bahkan cacian, wkwkwkwk.. mungkin itu yang ada dalam pikiran Agan/Sis, tapi tak mengapa, seperti biasa, sing fenting, kami senang berbagi walau cuma 1 ayat.. oaalaahh..

Belajar menggambar memanglah sangat menyenangkan. Jika dirasa ada yang kurang jelas.. silahkan bertanya sama man-teman yang lain, lol.. karena itulah fungsinya kebersamaan, kita masih sama-sama belajar.

Ya tokh?! :P

Digital Painting bukan Seni

$
0
0
Menjawab berbagai keresahan yang bermunculan di kalangan muda-mudi hayahhh.. mengenai keabsahan bahwa Digital Painting itu mulai dipertanyakan tingkat keabsahan seninya, yang sebenarnya kekhawatiran ini bukanlah barang baru di kalangan Painter secara Digital atau pekerja seni Digital lainnya yang kerap kali diberondong dengan pertanyaan sejenis.. Digital Painting itu Seni atau Bukan?

Hmm.. prolog yang cukup menggiurkan bukan. Ckckckck.. menjelang Ramadhan kali ini, di tahun cantik 2017 ini, jangan pernah lupa untuk menenggak kopi serta rokok di selipan jemari Agan/Sis sekalian, jika perlu, jangan lepaskan mata Agan/Sis dari #KieraCameron dengan slim-suit masa depannya yang sophisticated tersebut berjumpalitan di udara kosong menghindari serangan maut Travis Liber8 Verta nan sangar.

Back to the topic. Mungkin kira-kira, pertanyaan ringannya jika bisa dipersempit adalah seperti komentar beberapa kolega.. “Digital painting mah bukan seni, digambar atau dilukis secara manual, itu baru yang dibilang seni!" Kira-kira yang menyerupai seperti itulah atau yang penyataan nyinyir lainnya yang sekiranya tidak perlu kami tampilkan disini.

Untuk merespon ungkapan-ungkapan kritis menggelitik seperti itu, jangan langsung ambil langkah kalap membabi-buta dan lalu melempar sekuat tenaga mouse yang kebetulan kita pegang ke kepala siapapun yang terdekat di sekitar kita. Mbok ea sing kalem. Buka-buka kembali memori kita, ubek-ubek semua yang pernah kita dapat mengenai apa dan bagaimana sebenarnya sesuatu itu dikategorikan seni atau art seperti yang orang banyak inginkan.

Jangan tanggung-tanggung jika ingin berperang, perkuat alut-sista, perbanyak peluru di magazine kita, buat sejernih mungkin meth yang kita cooked sebelum akhirnya dihidangkan kepala pelanggan yang rela merogoh kocek sedalam-dalamnya karena Blue Color yang mentereng di produk kita tersebut, jangan lupa untuk memberi kredit sebanyak-banyaknya pada #Heisenberg yang bersemayam di tanah basah pekuburan kali-jodoh. Beuhhh.. makin ngawur!

Jika menilik pandapat beberapa ahli terkemuka mengenai pembuatan meth terbaik se-meksiko hal bersangkutan.. Agan/Sis bisa sedikit bernafas lega dan perlu menrenunginya lebih dalam lagi hingga ngelotok di kulit kepala kita yang sudah di sobek-sobek beruang Grizzly serta panah-panah beracun milik suku Chihuahua yang murka karena lahannya digarong kebo bule. Ckckckck.. yang nulis mabok! :D


Ensiklopedi Indonesia

Definisi berikut penjelasan ringan mengenai Seni menurut kamus Ensiklopedia Indonesia ini, sangat menohok. Dikemukakan disana, bahwa yang terkait dengan Seni tersebut merupakan 'ciptaan dari segala hal,' yang karena keindahannya orang senang untuk melihat ataupun mendengarkannya. Well.. jika ditambah dari sisi bahasa, akar kata Seni yang ternyata berasal dari bahasa Belanda (lebih dekat pada Perancis menurut kami pribadi, red.) yaitu “genie”, yang bahasa Latinnya adalah “genius."

Voila! Kemampuan luar biasa yang kita miliki sejak lahir yang hemat kami juga merupakan ciri kejeniusan seseorang (tidak lagi berpatokan pada IQ, melainkan EQ) yang tentunya dimiliki sejak lahir. Sayangnya jenis-jenis kejeniusan inipun memang berbeda-beda pada tiap orang.

Jika masih kurang puas dan ingin mengutak-atik secara lebih mendalam.. monggo.. tengok dengan kaca-mata tauhid, maka tanpa memaksakan hal ini secara deifinitif, alangkah sangat terbukanya jika kita sampai pada.. Seni merupakan ungkapan dari perasaan sang pencipta yang disampaikan untuk yang dicipta (kita sebagai makhluk-Nya, red.) yang tentunya, dengan pengetahuan ini diharapkan adanya upaya kita sebagai si lemah bisa merasakan apa yang juga dirasakan sang Maestro


Ki Hajar Dewantara

Menurut Bapak Pendidikan kita yang karya-karyanya sudah sangat dianulir oleh dunia pendidikan kita sendiri di Indonesia ini, Seni merupakan hasil dari keindahan yang baik secara sadar maupun tidak, menelusup ataupun menghantam tepat di dada, mampu membuncah rasa seseorang mengenai keindahan itu sendiri. Oleh karenanya, perbuatan manusia yang sekiranya bisa memberikan pengaruh (baik, tentunya, red) dalam menumbuhkan perasaan yang indah itulah seni. Imbuhnya lagi secara gamblang, Seni dapat kita temui melalui intisari ekspresi berbagai kreatifitas manusia.

Katakanlah jika Seni memang sangat sulit untuk diungkapkan, rentan untuk dijelaskan juga sulit untuk dinilai, bahwa setiap individu artis memilih sendiri parameter yang menuntunnya dalam pekerjaannya dan lalu mewujud dalam sebuah sistem yang koheren, yang mampu menjalankan roda komunikasi dengan sangat efektif dan tentunya menjadi lebih universal.. masuk di berbagai kalangan.

Seni -sama halnya dengan cinta- (mulai dah.. hhh) sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntun cara dan hasil kerjanya terwujud dalam bentuk hasil karya yang nyata. Walhasil.. Manipulation Art, Photoshop Iconic, Smudge, baik itu Soft maupun Hard, Digital Painting, serta Digital Art lainnya, sangatlah fit untuk masuk dalam kategori Seni, tanpa memperdulikan outputnya nanti akan disukai atau dibenci oleh para penikmat.. itu lain cerita kawan!

Masih berpikir bahwa Digital Painting itu bukan Seni?

Berkenalan dengan ArtRage

$
0
0
Hai Gaes.. Setelah belum lama ini kita membahas mengenai Digital Painting itu bukan Seni, kini kita akan sedikit mengupas mengenai software gambar selain Photoshop yang sudah sering muncul di laman ini sambil mengunyah cemilan kita dan menyaksikan prank demi prank yang dilancarkan #EllenDegeneres di EllenTv dot kom namun tangan tetap konsen pada tetikus yang akan kita pergunakan untuk Menggambar menggunakan ArtRage.

Mungkin Agan/Sis tidak menginginkan cat bertumpahan di baju, debu beterbangan ikut merusak kanvas serta rintangan-rintangan lain yang kerap kali kita temui ketika kita melukis secara manual menggunakan kuas serta kanvas.

Mungkin Agan/Sis melakukannya bukan karena alasan yang baru saja kami singgung, mungkin karena memang Agan/Sis sekalian hanya ingin menggambar atau melukis secara digital.. Wokehhh.. selain Photoshop, kita juga bisa menggunakan ArtRage.

Kanvas.. memang tetaplah diperlukan, hanya saja kali ini ukurannya hanya sebesar layar desktop kita masing-masing. Inilah kelebihan Menggambar secara Digital, termasuk software ArtRage yang mulai akan kita bahas ini. ArtRage, seperti halnya Photoshop, didedikasikan agar kita bisa menuangkan imajinasi kita dalam bentuk-bentuk gambar atau lukisan manual ke dalam bentuk digital.


  • Lisensi : Shareware
  • Vendor : Ambient design Ltd. www.artrage.com
  • Persyaratan : Mac OS X, Ipad and Windows
  • Kelebihan : Mudah digunakan oleh baik Pemula, Menengah maupun Mahir.
  • Kekurangan : Kualitas pixel kurang maksimal.

Seperti halnya Photoshop, perangkat melukis yang versi portablenya cukup ringan dengan fitur-fitur seperti cat air dan cat minyak, bisa kita jumpai dalam ArtRage. Agan/Sis pun bisa menggunakan referensi seperti foto yang akan kita lukis dan lalu -menempelkan- gambar atau photo tersebut dalam lembar kerja ArtRage kita.

Mungkin kita sebagai pemula, masih agak kesulitan dalam menggunakan software ini, maka untuk mencontoh model, dan melukis agar bisa menyerupai referensi kita tersebut, Agan/Sis bisa menggunakan menu Trace dengan mudah dengan stok foto atau gambar yang hendak kita tiru diletakkan tepat pada lembar kerja kosong kita tersebut.

Sambil terus meraba semua fitur dan mulai menggambar di ArtRage, Agan/Sis bisa juga sesekali menengok Viewfruit, jangan lupa untuk bergabung bersama kami, lumayan menyenangkan loh!

Back to topic! Lihat dan perbesar gambar di atas, gambar tersebut kami buat menggunakan ArtRage portable yang biasa kami pakai. Mungkin awal-awal komputer ada, Agan/Sis menggunakan Paint, lalu CorelDraw serta Photoshop, kali ini kita perkaya alat gambar digital kita satu lagi dengan software yang memiliki -lumayan- lengkap fitur-fiturnya, seperti ; Oil Brush, Crayon, Watercolor, Pensil dan lain-lain.

Tanpa pen atau tablet seperti Wacom dan sebagainya, kami masih tetap menggambar semua yang ada pada blog ini secara Digital menggunakan Tetikus atawa Mouse PC biasa. Memang sangat menantang dan memerlukan latihan serta kesabaran yang cukup untuk menghasilkan gambar seperti yang Agan/Sis lihat di atas.

Masih menganggap bahwa Digital Painting itu bukan Seni?


Digital Painting 101: Mengenal Brush Panel

$
0
0
Hola kawan semua.. Masih berkaitan dengan Digital Painting untuk Pemula berikut Tips cepat memadu-padankan imajinasi kita dengan Brush (B) agar kita bisa lebih mudah menggunakan Photoshop kita untuk keperluan Menggambar secara Digital atau yang lebih kita kenal dengan Digital Painting.

Agan/Sis baru berkeinginan untuk mencoba apa dan bagaimana Menggambar secara Digital? Okay, kali ini kita akan membahas fitur dasar di panel Brush Adobe Photoshop agar supaya kita bisa dengan mudah memahami medium luar biasa satu ini.

Sebelum seseorang menjadi mastah, tentunya ia juga mengalami proses ini, berkenalan dengan Photoshop, minimal.. jadi jangan terlalu khawatir apalagi takut untuk memulai, karena posisi kita semua sama, pelajar.

Begini man.. Tidak terlalu penting apakah kita suka menggambar atau melukis, yang jelas kita semua memiliki potensinya.. meskipun ada yang potensi tersebut terpendam sangat jauh di dalam sana hingga kita dengan segera menyimpulkan bahwa.. okeh.. saiia gag bisa. Hmm.. What a hurry!

Baiklah, tak mengapa, tak menjadi soal. Kamipun awalnya seperti itu ketika melihat Photoshop, walah.. ribed, rumit, susah dan sebagainya. Jika dirunut ke belakang, kami termasuk yang terlambat mencintai Photoshop (Menggambar Digital), namun sekali lagi.. tak mengapa, lebih baik terlambat daripada tidak sama-sekali. 

Nah sekarang mungkin waktunya Agan/Sis mulai tertarik. "Mulai" tertarik, yupp. Ketahuilah.. itu sudah -mendekati- setengah jalan mengalahkan pertempuran di dalam diri kita untuk menjadi "bisa" menggambar secara Digital seperti gambar Lucy Li - Morning Breakfast yang bisa kita lihat di atas tulisan ini. Ckckckck.. kepanjangan prolog nya kang!


Mengenali Panel Brush

Tak kenal maka tak sayang. Demikianlah wejengan klisé ala Wiktionary yang masih bisa kita andalkan di era yang serba semerawut serta ugal-ugalan penuh hiruk-pikuk melanda otak membuat jidat berkerut dan menonjolkan urat-urat yang menghijau di dahi kita.. beuhhh.. Jika kita memang ingin mudah menggunakan Photoshop kita dan tidak direpotkan dengan membolak-balik kamus jalan pintas, (baca; shortcut tadi itu).. Agan/Sis memang mesti mengenal lebih dalam lagi panel Brush tersebut.

Penting! Demi kenyamanan Agan/Sis sendiri, (mau tidak mau, red.) hapalkan shortcut berikut!


Keyboard Shortcuts

Tekan F5 untuk membuka panel Brush.
Tekan B pada keyboard untuk memilih BrushTool.
Tekan D untuk melukis dengan Warna Foreground dan Background Default (Hitam dan Putih)
atau untuk Mengurangi atau Meningkatkan Ukuran Brush (masing-masing).
Atau (Shift- [atau Shift-]) untuk Mengurangi atau Meningkatkan Ketebalan Brush.
Tekan dan Tahan Alt saat Brush Tool (B) dipilih untuk memunculkan Alat Pipet (digunakan untuk pencampuran).
Klik Kanan saat Brush Tool (B) terpilih untuk membuka mini panelBrush Presets dan Size/Hardness.


Brush Round Standar

Secara umum, Brush utama yang biasa kita pergunakan biasanya hanya seputar yang itu-itu saja, mungkin karena terlalu lama menggunakan Smudge sebagai penghasil gambar digital, maka kita kekurangan varian tool satu ini. Brush Round standar memiliki keunggulan dengan mudah disesuaikan terhadap kebutuhan hasil gores kita. Oleh-karenanya, coba sebanyak mungkin stok Brush yang kita punya, sayang-sayang jika hanya jadi hiasan belaka.

Lalu untuk mempercantik gambar kita, seperti yang kami singgung sebelumnya, pergunakan sebanyak mungkin varian brush, ini berguna untuk semakin mengenal apa dan bagaimana sifat dari masing-masing kuas dari brush-brush tersebut. Perhatikan sekilas gambar berikut..




Dari berbagai-macam kemungkinan, kita bisa mempercantik goresan kita, perlahan saja, tidak perlu terburu-buru mengetahui hasil akhir nan cantik memfesonah, man. Hindari keadaan yang membosankan baik dari tool-tool yang kita pakai maupun dari suasana hati kita saat menggambar. Mungkin Agan/Sis adalah tipe pekerja yang memerlukan kopi atau rokok sebagai pengisi break dari lelah mata dan atau lainnya, yang jelas, buat semuanya jadi senyaman dan semenggairahkan mungkin.

Selain jenis Brush yang mesti kita kenali dengan perlahan, jangan lupakan fitur Photoshop dari tool ini, yakni Brush Tip Shape, tempat untuk menemukan pengaturan utama untuk Brush kita, seperti Ukuran, Ketebalan, Sudut, dan Jarak dari masing-masing kuas yang kita pergunakan. Kenali pengaturan tersebut dan perbanyak eksperimen dengan berbagai macam goresan yang berbeda.

Perlahan kita akan memahami, kapan kita mesti menggunakan ukuran Brush kecil, kapan kita harus menggoreskannya dengan Brush ukuran besar atau benar-benar dengan zoom yang sangat besar (dan sebaliknya, red.).

0% Hardness menghasilkan "tepi sikat" menjadi lembut dan kabur seperti gambar atau titik yang kabur (dari pandangan, seperti gambar yang menjadi nge-blur, red.). Di lain kesempatan, menggunakan 100% Hardness akan menciptakan tepi yang sempurna dan terlihat detilnya. Terus dan lanjutkan dalam menggonta-ganti 'tingkat kekerasan' Brush Agan/Sis sesuai dengan kebutuhan.

Jika Agan/Sis merasa kesulitan dengan bahasa yang kami pergunakan disini, kami anjurkan untuk perlahan saja membacanya, ulangi beberapa kali, mungkin setelah pengulangan tersebut akhirnya membuat pemahaman lebih mengena dengan apa yang kami maksud. Jika hal tersebut memang benar-benar terjadi, kami mohon maaf, karena memang keterbatasan bahasa akan sangat berpengaruh dalam penyampaian sesuatu.

Akhirul-kalaam.. mungkin sekian dulu tutorial Digital Painting kita kali ini, pelajaran Menggambar Digital kita hari ini. Bukannya hendak menggurui, namun.. perbanyak resources keilmuan kita, jangan hanya membaca satu atau dua tulisan lalu berharap akan bisa menguasai dunia, perkaya diri kita dengan pengetahuan yang sebetulnya pengetahuan tersebut sudah kita miliki.. Hayahhh.. malah jadi paradoks. Wokehlah.. sampai sini saja, sekian dan terimakasih. Sampai jumpa dalam tulisan-tulisan kami berikutnya, wassalaamu'alaikum warohmatulloohii wabarokaatuh.


Catatan ringan PSHolic

$
0
0
Dunia memang lucu. Terkadang 'hebat' muncul dengan deras, lalu 'mencekam' dengan sigap menggantikannya bertindihan dengan 'sedih' yang silih berganti dengan 'sakit' ditimpa langsung oleh 'senang' tergelak hingga hampir-hampir tiada bedanya ketika semua itu terjadi.

Kemarin, sekarang.. nanti.. Apa itu semua? Sedemikian banyakkah plot yang kemungkinan besar memang menggambarkan keadaan dari dunia yang sebenarnya mesti dilewati? Wait a sec.. 'Dunia yang sebenarnya?' Lalu 'Dunia' hunian kita saat ini 'Dunia' apa? Apa dan bagaimana? Kenapa?

Mungkin. Mungkin kita hanya terlalu banyak dibisiki oleh diri kita sendiri yang lain hingga menyebabkan film yang tengah kita lakoni ini menjadi sangat digandrungi kaum insomnia seperti orang-orang yang ada di Gulakan Sapi Lanang. Terlalu banyak kekuatan-kekuatan tangan besar korporasi di dunia yang hingga kini selalu menyuplai semua kebutuhan masyarakat dan tanpa disadari merupakan satu-satunya 'Bos' hidup dari semua orang.

Terus-terang saja, kita semua adalah Elliot-Elliot yang berserakan yang kebingungan atas dirinya sendiri dikarenakan gemilangnya para server perusahaan raksasa ini menyimpan semua data berikut hutang sekaligus kredit lengkap dengan bunganya yang tinggi menjulang mengalahkan cengkraman Burj Khalifa. Server 'gigantic' yang mandul ini selalu mudah disusupi malware yang menunggangi trojan dengan gagahnya memperkosa semua perangkat lunak anak muda Indonesia dan Dunia yang memang sengaja ditujukan untuk memanaskan dirinya sendiri menyublim hingga akhirnya meleburkan semua motherboard hanya dalam hitungan beberapa menit tanpa terdeteksi.

Apakah kita sebenarnya adalah #MrRobot itu sendiri.. yang bersatu dengan pasukan Dark Army di bawah titah kekuasan absolut WhiteRose yang menamakan dirinya kumpulan hacker tangguh yang sama-sekali tidak memiliki lokasi dan markas agar tidak bisa di endus oleh kepolisian setempat yang hanya mengandalkan hidung anjing pudel serta kodok robot berkulit kromium buatan China Daratan alias Tiongkok? Lalu apakah pada akhirnya jiwa-jiwa merana ini berhasil berkolaborasi dengan para sedulur papat nya hingga mampu me-mancerkan limanya?

Panas membuat halusinasi makin membulat. Dan.. Dunia memang lucu.

Eurus Holmes dan Digital Painting

$
0
0
Pagi kawan.. Bagaimana hari mu? Bagaimana sedulur-papat kalima-pancer mu? Bagaimana hewan-hewan peliharaan mu? Bagaimana pelajaran Photoshop mu? Digital Painting mu? Manipulasi gambar mu? Lalu.. Bagaimana pula rumah mu? Bagaimana kebun yang sudah susah payah kalian maintain, buahnya, hamanya, pupuknya? Bagaimana pula tetangga-tetangga? Keluarga? Asupan mu? Pengeluaran mu, baik yang berupa kepingan-kepingan receh yang setengah-mati dikumpulkan sejak bulan lalu, tahun lalu, dekade lalu, abad lalu.. ataupun pengeluaran yang berupa setoran di tiap pagi? Bagaimana? Bagaimana semuanya?



Terkadang kita bermimpi menyelamatkan dunia.. Menyelamatkan semua orang dari penguasa tak terlihat (sebenarnya 'sangat jelas terlihat' di depan mata, red.) yang sudah sangat mengendalikan kita setiap hari tanpa kita sadari. Bagaimana jika ini semua lenyap? Kotanya.. Uangnya.. Semuanya.. Tentu saja semua catatan kartu kredit, pinjaman, loan kampus dan mungkin juga termasuk hipotek.. akan bersih. Cling seperti habis disikat menggunakan Omo Biru.

Lalu.. Apa yang harus kita lakukan sekarang?Psssttt..

Apa yang kau lakukan? Dasar bajingan! Tidakkah kau lihat?! Dia berdarah.. dari tiap lubang yang ada di tubuhnya. Semua ini hanya karena rapuhnya memori kita untuk sekedar mempelajari Photoshop? Atau para koruptor juga telah berhasil merampok sampai ke memori kita satu-persatu hingga kita telanjang tanpa sehelai benangpun melilit imajinasi? Mungkin hanya Eurus Holmes yang bisa membantu kembali tegaknya hidup mu kawan. Adik Mycroft.. atau bisa juga disebut kakak dari Sherlock.. Holmes bersaudara yang semuanya sakti. Kasihan Moriarty.

Jika saja semesta diharuskan untuk memilih satu pertandingan terbesar dan terpanas di jagat ini, di tahun ini, di era sebelum Ramadhan 2017 ini, mungkin inilah partai itu! Pastinya akan mengalahkan final Liga Champions dan NFL serta Tinju Dunia digabung sekaligus hingga berakhir dengan terlaksananya El-Classico, Barca vs. Madrid di stadion Bulungan, Monokwari.

Bersiap terkejutlah! Karena jika tidak.. semua akan percuma, mubazir.. sudah sedemikian bombastisnya, tapi mengerlingkan mata saja tidak, apalagi mesti terhenyak dan terlempar dari kursi malas yang selama ini menjadi partner ber-dunia-maya Agan/Sis semua. Hadeh..

Panasnya renungan kloset suatu pagi di sekitar Bantul.

Contact Us

$
0
0



Silahkan masuk ke laman Contact kami yang penuh dengan gemerlap senda-gurau ala-ala Elliot si Mr. Robot yang mengagumkan sekaligus penuh dengan tanda-tanya mengudara di sekitar otak kecil kita semua yang sudah di kuasai oleh cadasnya seringai penuh ejekan dari Eurus Holmes yang sedikit creepy tapi menawan itu kawan.

Hubungi Kami!

Berikut adalah sampel postingan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan 'Cara menghubungi Kami' atau yang biasa kita kenal dengan lama Contact seperti yang banyak dimiliki kawan-kawan blogger lainnya. Dua postingan tepat di bawah tulisan ini merupakan hadiah hiburan sementara dari kami khusus untuk para penggila nona Eurus Holmes..

Sekian dan terimakasih.

Produk Denim untuk AndaKostum Pahlawan Anda

ArtRage: Pelukis dan Teknologi

$
0
0
Di era seperti sekarang ini, terlebih jika kita menyaksikan Continuum atau The Flash the fastest man alive hingga film-film dengan tema futuristik memukau lainnya, maka tidak ada salahnya jika di kepala kami muncul pemikiran bahwa mungkin nantinya para seniman, pelukis terutama, tidak lagi menggunakan media seperti kanvas dan atau tembok layaknya era manusia -yang dibilang- primitif oleh para arkeolog kacangan tersebut, mungkin melukis sudah di udara, seperti halnya penggambaran di Continuum. Ckckckck..

Menggambar dan atau Melukis

Apa yang tidak tersentuh keajaiban 'teknologi?' Entah seperti apa sebenarnya reaksi asli dari para seniman terutama pelukis asli dengan kuas dan kanvas di tangan mengenai gempuran kenyataan ini. Kita berada di era yang tiba-tiba semua berada dalam genggaman. Nyaris Insane! Itu menurut pendapat pribadi kami.. tak mengapa jika penjeuneungan sadayana beda pendapat.

Terobosan baru yang aslinya-pun sudah tidak baru lagi (alias penulis emang ketinggalan tuk yang satu ini, red.) yakni melukis menggunakan iPad. Melukis sambil boker hanya di genggaman si empunya teknologi tersebut. Tanyakan pada diri masing-masing.. kita tengah menuju era kecanggihan budaya atau malah hanya terjun bebas ke dalam jurang kehancuran? Wkwkwkwk.. terlalu serius kawan. Silahkan baca juga Berkenalan dengan ArtRage agar semakin menambah alat perang jeneungan sadayana.


Agan/Sis bisa lihat gambar di atas. Hmm.. Itu adalah hasil di era-era awal kami bersinggungan langsung dengan software gambar yang menakjubkan satu ini. ArtRage. Inipun masih di PC biasa. Tidak dalam genggaman dan sambil poop buatnya, tidak seperti folks sadayana, tapi tak mengafa. Masih sangat mentah dan apa adanya. Selain ini masih banyak lagi hasil yang kebetulan pernah kami buat, silahkan tunggu postingan-postingan mengenai ArtRage di kesempatan berikutnya agar tidak ketinggalan seperti apa sebenarnya software gambar satu ini jika dibandingkan dengan Photoshop.

Untuk sementara, katakanlah bahwa aplikasi baru ini memang nyatanya bisa dan semakin memudahkan para pelukis menghasilkan karya-karyanya dengan cara yang lebih 'bersih' dari kotornya baju dan ruang tempat kontemplasi menghasilkan karyanya. Berkah? Karena tidak lagi direpotkan dengan cat dan sebagainya adalah berkah bagi para pelukis? Silahkan tanyakan langsung pada para pelukis aslinya untuk lebih jelasnya mengenai pertanyaan tersebut.

Cukup dengan meng-install aplikasi ringan ini, para pelukis -atau katakanlah, kita semua yang ingin bisa melukis layaknya para maestro- bisa menuangkan ide-ide liar kita layaknya di atas kanvas biasa. Baik dimulai dengan sketsa, penambahan detail hingga penambahan elemen-elemen tempur lainnya, atau secara langsung tanpa line atawa sketsa-sketsa yang mengkerdilkan tadi, langsung dengan warna-warni mencolok terserah keinginan si pelukisnya.

Memang teknologi ini meniadakan kotornya tangan atau ruangan kita karena cat yang bertumpahan dan lain sebagainya, memang alat ini meniadakan kebingungan kita manakala kita menjumpai kesalahan demi kesalahan yang terjadi, tinggal tekan Ctrl+Z atawa Undo, maka semua bisa beres dan selesai dengan tanpa pusing-pusing lagi karena kehabisan kanvas atau cat atau mood kita sekalian.

David Kassan kelahiran Amrik sana, termasuk salah seorang pelukis life-size realist portrait masyhur kebetulan juga menggunakan software ini. Silahkan man-teman kunjungi channelnya jika memang ingin belajar langsung dengan beliau dengan video-videonya yang tidak kurang dari 1 juta viewer tersebut, siapa tau, selain dapat jodoh, sampeyan bisa buka bisnis online baru dengan menggandakan kemampuan dari Photoshop plus ArtRageAgan/Sis semua nantinya.

God Speed!

Belajar ArtRage

$
0
0
Selamat pagi kawan. Kita kembali mengeksploitir anak kecil demi sex software gambar selain Photoshop yang kebetulan sudah beberapa kali hadir di postingan-postingan PSHolic ini. ArtRage! Mendengar sebutan itu, terngiang kata-kata rampage entah mengapa yang terlintas selalu kata-kata itu, mungkin karena sambil ditemani kawan kita Tom Cruise di Jack Reacher yang merupakan pendahulu dari sequel sebelumnya Jack Reacher; Never Go Back.

Kali ini kami hanya akan sedikit memberi tambahan mengenai Tutorial mudah menggunakan ArtRage melalui karya yang kebetulan entah sudah berusia berapa tahun, yang jelas kami masih suka dengan karya tersebut. Agan/Sis bisa lihat apa yang kami maksud pada gambar di samping.

Jika direnungi terlalu dalam, melihat sekilas gambar di samping tentunya panjeneungan sadayana akan berpikir betapa gloomy situasi dan mood si penggambar saat menggunakan ArtRage ini. Hold on! Gag gitu juga lah.. Gag selalu karya seperti ini lalu mendefinisikan keadaan si pembuatnya saat itu, yang jelas gambar tersebut memanglah 'sesuatu.' Silahkan terjemahkan masing-masing sesuai dengan kemampuan serta latar belakang kawan semua. Bebas.. dan pastinya.. Gratis!

Oh, look at this! Sons of the Pharaohs! Give me frogs, flies, locusts,
anything but YOU! Compared to you the other plagues were a joy!
Dr. Bey from The Mummy (1999)

Mungkin Jeneungan semua masih ingat dengan quote tersebut. Enak itu surga buat seseorang, namun neraka bagi orang lain. Mungkin gag sekasar itu juga maksud dari kata-kata di atas, namun.. mendekati-lah.. :p. Back to the laptop!


Software gambar yang Natural

Dengan Belajar ArtRage secara intensif dan teguh tanpa mengenal lelah walau keringat bercucuran bermandikan darah.. halahhh.. mulai mabok.. kita mampu dengan gagah mensimulasikan imajinasi mesum liar kawan sedulur ke atas dunia nyata dan tentunya memacu kita semua sebagai user untuk lebih kreatif tanpa harus mempelajari dan berjibaku dengan cat-cat bertumpahan di popok atau bahkan tools nan kompleks dari software gambar digital lainnya, walaupun secara pribadi, kami masih tetap lebih mencintai Photoshop.

Dengan adanya Stroke minyak atau Paint Brush Roller, layaknya tukang yang sedang meng-aci tembok sebuah bangunan, kitapun dapat meniru pekerjaan mereka hingga merata dan menghaluskan semen menggunakan Pisau Palette yang bisa di akses langsung dengan shortcut K pada kibor kita. Gumpalan-gumpalan berbentuk pasta seperti odol yang dihasilkan dari Tube Paint yang biasa kita pakai ketika menggosok gigi, sangatlah menghibur mata, terutama manakala kita sedang meratakan pasta tersebut di kanvas kita.

Sambil ditemani Logan bersama The Mummy versi terbarunya om Tom Cruise, kita bisa sambil berinteraksi memanfaatkan kanvas basah dan menciptakan gradasi warna yang juga basah jika kita memanfaatkan Watercolor Brush. Lalu ada juga Airbrush yang menghasilkan semprotan warna kabut tipis di atas kanvas tanpa harus merusak tekstur sikat lainnya.

ArtRage secara mudah membiarkan kita memilih tebal-tipis, basah-keringnya cat yang kita pergunakan. Tinggal kitanya saja dituntut agar lebih gila dalam menuangkan imajinasi kita tanpa perlu mengkhawatirkan percampuran masing-masing warna baik yang tebal atau tipis menjadi rusak dan apalagi hasil yang gagal.

Ingat.. Tidak ada yang jelek, semua hanya masalah persepsi kita masing-masing atas definisi indah, parah, bagus, jelek dan seterusnya.
psholic 2017

Sebagai penutup, jangan selalu melemahkan diri kita sendiri ketika mendengar komentar kurang menyenangkan mengenai hasil karya kita dari orang lain. Tidak perlu terlalu dipusingkan dengan hal-hal seperti itu. Siapalah kita mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk.. Lah wong ketika menilai sesuatu, kita, mereka dll. hanya menggunakan mata tokh.. padahal mata adalah instrumen yang paling mudah ditipu.

Selamat berkarya, sekian dan terimakasih.

Digital Painting - Konsep Desain

$
0
0
Judul asli : Digital Painting; Dancing in the Moon

Kalo kata orang-orang.. "Haee Gaes.." Ckckckck.. begitulah manusia. Okay kawan, jumpa lagi dengan psholic dan setelah bermesraan beberapa waktu lalu dengan ArtRage, kini kami kembali merogoh-rogoh, mengobrak-abrik lemari tetangga serta membawa kabur anak perawannya yang bahenol photoshop dengan cara yang lumayan tidak biasa sambil ditemani The Wolf of Wall Street yang tengah mengudara seiring tulisan ini tertuang.

Mengingat bahwa dahulu kala, pekerjaan membuat ilustrasi, menggambar dan atau melukis, membuat layout dan lain sebagainya merupakan pekerjaan Seniman yang bisa dibilang 'khusus', yang kemudian hanya mereka yang layak dan kredibel untuk bisa menerjemahkan bahasa imajiner menjadi visioner, bahkan jika kita mau jujur menengok era sebelumnya, para seniman tersebut merupakan elemen kerajaan (Seni Aristokrat).

Namun tenang kawan.. seperti yang sudah sering kami singgung disini, kali ini jenis pekerjaan tersebut bukan lagi monopoli segelintir orang seperti mereka, terutama ketika riang dan gencarnya teknologi dengan gagah membentangkan sayap ego-nya di langit maya nan kelam di era kita ini, hanya dengan melalui sebuah kotak magic berukuran kecil yang sudah ada di tiap sudut ruang rumah kita, (baca; komputer, red.) memungkinkan bahkan bagi setiap orang saat ini untuk menguasainya lebih mudah dan efisien.. karena kotak tersebut kini berpindah dalam genggaman tiap anak kecil di seluruh dunia.


Konsep Dancing in the Moon

Dikarenakan banyaknya situs-situs pembelajaran Digital Painting terutama Photoshop di internet dewasa ini, hampir semua situs atau blog yang kebetulan kami kunjungi tersebut sudah semakin maju (baca: kami yang semakin jauh tertinggal, bahkan mendekati kadaluarsa, red.) terutama dalam hal AlutSista atau peralatan tempur. Mereka semua kebanyakan sudah menggunakan Pen.

Para pekerja seni tradisional saat itu menggunakan pensil, pulpen dan atau kuas serta cat.. Lalu banyak yang beralih dari itu semua pada penggunaan tablet USB digital. Selain faktor bentuknya yang memang menyerupai pena, tentunya memiliki kemampuan yang cukup berbeda dari tikus komputer terutama dalam hal yang sangat sensitif dalam Digital Painting, yakni sensitivitas tekanan.

Sementara ulegan di dapurmouse hanya mampu melakukan 'geser' dan 'klik' secara biner, para pengguna pen tablet USB, yang paling umum biasanya tablet merek Wacom, memiliki output gradasi yang intens. Perbedaan tekanan pada tangan akan menghasilkan output yang berbeda, jadi tidak lagi terlalu mengandalkan pada Brush Opacity.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati yang teramat sangat, izinkanlah kami (dari yang hanya sedikit ini, red.) berbicara atas nama mereka-mereka yang masih saja hingga kini berjibaku hanya dengan menggunakan tetikus atawa mouse-user. Tentunya.. disertai dengan kemauan keras nan membaja serta latihan dan sekali lagi.. kerja keras nan membahana selangit, bagi mereka yang ingin mendalami skill melukis dan menggambar secara digital dan hanya mampu mengandalkan 'apa adanya' (baca; mouse bin tetikus, red.) jangan pernah berkecil hati.. karena tentunya Agan/Sis semua akan memetik hasil yang optimal nantinya.Kapan itu 'nanti?' Ya jeneungan sendiri yang bisa jawab pertanyaan itu.. Wee.. :p

Lupakanlah.. Kalau dilihat sekilas.. gambar di atas merupakan hasil sementara, atau yang orang desain bilang work in progress.. sumthin' like that.. Hmm.. Tekstur yang masih sangat rough, memang.. pengerjaan gambar tersebut bisa dibilang ngasal.. tidak terkonsep sama sekali bahkan. Tiba-tiba jadi seperti itu.. sebut saja.. sudden concept, dan selama proses pengayaan berlangsung.. semua dalam kondisi menyenangkan, terutama karena ditemani oleh Immortals yang diperani secara apik oleh Henry Cavill sang Superman.

Lalu.. mengapa judulnya tertulis demikian? Digital Painting - Konsep Desain. Suka ajja.. Selain terdengar 'seolah-olah sangat berpendidikan,' ingat.. hanya 'seolah-olah' loh.. di otak kami yang berukuran kecil ini memang gag kepikiran sama yang selain itu, maklumlah kami memang bukanlah tipe-tipe yang terlalu mementingkan hal-hal yang menurut hemat kami bisa dibilang ruwet seperti pemberian judul tulisan dan sebagainya itu. Heheheuu..

Kawan.. Cukup ahh.. Sekian dan terimakasih (Y) Parah, kan?!

Digital Painting - Parabiosis

$
0
0
Sambil ditemani Sand Castle dengan akang Tom Cruise sebagai lakon utamanya, pagi ini kembali kami dengan ceria kembali mengudara masih dengan tema-tema Digital Painting seperti sebelum-sebelumnya. Jadi bagi Agan/Sis yang merasa terlambat untuk menggali 'Apa' dan 'Bagaimana' itu Digital Painting diperlakukan disini, silahkan klik Label; Digital Painting yang berada di sebelah kanan tepat di bawah gambar Dinosaurus dengan anak kecil dalam mulutnya. Terimakasih.

Parabiosis

Jika kita harus merujuk pada KBBI, maka akan kita jumpai apa maksud dari kata Parabiosis tersebut. Penjelasannya sebagai berikut.. pa·ra·bi·o·sis dengan 5 suku-kata, makna pertama adalah Penghentian sementara kegiatan fisiologi; kemudian makna selanjutnya, Penggunaan sarang yang sama oleh dua koloni serangga sosial berlainan jenis yang anak-anaknya dipiara secara terpisah. "Dipiara?!" What a word!

Hmm.. lebih tepatnya ternyata kata ini akan berkesinambungan jika dipadu-padankan pada hewan, binatang.. mungkin. Lalu mengapa kata tersebut kali ini berada pada gambar atau hasil kerja kami seperti yang kawan semua bisa lihat tepat di atas tulisan ini? Seperti biasa, penjelasannya akan sangat mudah dan ringan saja. Karena kami suka. Hehehe.. Menjemukan, bukan. Itupun sekali lagi diserahkan pada masing-masing jeneungan sebagai kawula muda untuk menerjemahkan kenapa psholic selalu seperti itu.

Kembali pada bagaimana seharusnya sajian-sajian di blog ini bisa bermanfaat, minimal tuk kami pribadi, syukur-syukur untuk orang banyak yakni blog yang menyajikan proses pembelajaran bersama. Karena di blog ini sedang booming-boomingnya Digital Painting, entah itu melalui media seperti Photoshop ataupun ArtRage, maka postingan inipun tidak terlepas dari hal itu.

Kali ini, silahkan dulur sadayana menyiapkan segala sesuatunya dengan nyaman, tanpa adanya paksaan dari pihak ketiga atau darimanapun karena kita akan segera memulai bagaimana proses Digital Painting - Parabiosis ini terwujud.

Tahap pembuatan Digital Painting - Parabiosis.
Persiapan Materi dan Non Materi

Persiapan Materi dalam hal ini adalah yang ringan-ringan saja seperti apakah sampeyan semua sudah memiliki software Photoshopnya atau belum, jika sudah.. ea silahkan langsung dibuka. Jangan terlalu memusingkan perintilan-perintilan gag penting seperti apakah itu Photoshop 7 atau PS CS, baik itu CS2, 3, CC, seribu atau CS semilyar, silahkan langsung dibuka ajja.

Lalu juga materi lainnya yang tidak perlu jadi hambatan, pen atau mouse, tablet atau Wacom atau pengulegan sekalipun, spidol atau layar sentuh semeriah apapun.. adanya mouse atawa tetikus, ea silahkan dipakai dan dimanfaatkan secara maksimal tetikus tersebut. Syukur alhamdulillah jika memang sudah punya seperti yang orang banyak punya. Wokeh?!

Persiapan Materi yang tak kalah pentingnya juga seperti rokok dan pengimbangnya yakni kopi, sudah tersedia atau belum, jika bukan tipe perokok dan pengopi, mungkin Agan/Sis tipe yang dirokok atau yang dikopi, ea silahkan wujudkan itu semua. Halahhh.. paan sii?! Otre yang penting semua sudah membuat kita nyaman tanpa beban tanpa perlu mikirin KPR atau tunggakan motor bulan depan dan sebagainya, duduk yang manis, lalu tidur dehh.. ckckckck..

Brush (B) tool pilihan

Dalam hal ini, setelah kita sebelumnya dibekali dengan berbagai macam aji serta kanuragan rawa-rontek semar-mesem gundah-gulana mengenai Digital Painting yang bisa sama-sama kita gali di blog ini secara menyeluruh, tentunya panjeneungan sudah tidak lagi mempermasalahkan mesti menggunakan Brush (B) apa sebagai alat andalan masing-masing, bukan. Makanya tulisan ini kami masukkan dalam kategori PS Mahir.

Hmm.. Seperti yang Agan/Sis bisa lihat, pilihan Brush (B) kami kali ini jatuh pada jenis Brush yang menurut kami paling asik untuk digunakan jika tema gambarnya seperti ini. Bisa diperhatikan pada gambar di samping. Perlu diingat, mungkin tiap-tiap ilustrator, katakanlah demikian, atau penggambar, atau bisa juga pelukis digital, atau apapun sebutannya.. memiliki tipe dan gayanya masing-masing dalam memulai sebuah karya.

Singkatnya, ada yang memulainya dari menggunakan Line Art terlebih dulu, ada yang memulainya dengan tingkat Opacity rendah lalu menanjak pada yang lebih tinggi, ada yang berpedoman mesti dengan sesuatu yang B/W terlebih dulu, menggambar hanya menggunakan Hitam sebagai penghantar, baru nantinya diberi warna.. ada juga yang langsung menggunakan warna dan sentakan Opacity menengah ke-atas dan lain sebagainya. Silahkan Agan/Sis coba semua kemungkinan tersebut, lalu terapkan hingga kita memilikinya sebagai ciri khas kita sendiri.

Untuk gambar di atas, seperti yang bisa kita lihat bersama, kami menggunakan direct style. Beuhhh.. gayaaa.. Maksudnya gini, om tante.. Kami langsung menggunakan Brush (B) pilihan kami dengan warna tanpa ber-Opacity rendah terlebih dulu, jadi langsung jrengggg! Kira-kira seperti itulah penjelasannya, jika sekiranya memusingkan, coba bisa langsung dipraktekkan cara ini agar bisa langsung dimengerti apa maksud penjelasan tadi.

Midtones, Highlights dan Shadows

Bahasa gampangnya, Shading. Sambil menghirup dengan perlahan kopi hitam kental yang mulai kehilangan panasnya dan lalu menghisap dalam-dalam rokok di selipan jari masing-masing (loh.. bukannya sekarang menunjukkan waktu 10:27 pagi?, red.) kita akan kembali pada gambar kita, yakni Parabiosis. Gadis yang terpental dari sarangnya. Wkwkwkwk.. seperti itulah jika kita paksakan untuk masuk dan klop dengan definisi dari kata tersebut.

Sekarang coba Agan/Sis perhatikan (klik untuk memperbesar) gambar di samping. Sambil menikmati adegan demi adegan yang diperankan dengan legit oleh #DafneKeen nan canggih, sedikit demi sedikit kita tutupi area kosong pada lembar kerja kita dengan warna-warna gelap seperti Biru dan Turquoise.

Utamakan Midtones, Highlights serta Shadows selalu terpenuhi. Keep that in mind! Karena sebenarnya, hanya itulah elemen terpenting sewaktu menggarap Digital Painting.

Terapkan (tentukan) Midtones yang ingin kita pergunakan. Goreskan dengan Opacity di atas 50%, lalu untuk memberi atau menambah Highlights serta Shadownya, gunakan warna lainnya, berjejer.. gosokkan Brush (B)Agan/Sis dengan lembut.

Jika sudah, turunkan Brush Opacity menjadi di bawah 50%, lalu di antara dua warna yang sudah ada, pilih salah satunya, tekan tombol Alt+Klik Kanan untuk meng-copy warna yang diinginkan, lalu gosokkan tepat di edge dua warna tersebut. Voila! Kawan akan mendapat warna baru tepat di antara dua warna tadi.

Untuk memprakarsai terciptanya bagian detail, penentuan terang gelapnya image, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Shading, Agan/Sis bisa menggunakan brush dengan warna yang lebih gelap untuk Shadow atau shading gelapnya, lalu bisa diberi sentuhan Adjustment Curve, Level, atau Hue Saturation di finishing touch untuk mendapatkan ambien yang paling mendekati dengan yang kita inginkan.

Perbanyak trial and error untuk yang satu ini, karena memang Shading tidak bisa langsung didapat dengan hanya sekali gosrek. Saat ini bagi para pemilik Wacom dan sebagainya bisa berbahagia riang gembira, karena hanya dengan mengurangi tekanan pada pen, maka peleburan dua warna akan terasa lebih simpel. Namun bagi yang masih utak-atik tikus, monggo bersabar atas naek dan turunnya Opacity yang mesti kita ladeni dengan legowo. Tak perlu berkecil hati.

Finishing Touch

Sebenarnya jika kita sudah sampai pada tahap ini, maka tidak perlu lagi diambil pusing, karena sebenarnya langkah terakhir ini bersifat opsional, monggo dipake, boten nopo-nopo jika memang sedulur semua udah merasa cukup dengan 'Hasil Akhir' gambar jeneungan tersebut.

Namanya juga Finishing Touch, jadi sifatnya hanya membuat gambar kita mendekati sempurna sesuai dengan apa yang kita ingin, dengan berbagai macam metode. Seperti yang sudah kami singgung di atas.. Ada yang mempercantik dengan penambahan-penambahan Layer Hue Saturations, Level, dan sebagainya yang tempatnya terletak pada Palette Layer (sebelah kanan bawah, red.), ada yang melakukan tambal-sulam mencegah bocor-bocor yang sekiranya tidak enak dipandang mata dengan cara memberikan sentuhan-sentuhan magis Brush (B) yang dipercaya bisa menghandle urusan tersebut oleh Agan/Sis masing-masing.. dan tentunya.. dan lain-lain.

Well.. Finally.. Hasil akhir dari upaya dan daya kita yang dibarengi dengan cucuran keringat serta peningnya kepala yang ditandai dengan urat-urat bertonjolan di jidat, akan membuahkan hasil gambar yang mendekati seperti gambar berikut..


Parabiosend

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasanya Digital Painting itu merupakan metode menciptakan sebuah Seni Lukisan Digital atau teknik membuat Seni Digital (masihkah menganggap bahwa Digital Painting itu bukan seni? red.) dengan menggunakan komputer.

Harapannya, agar kita tetap dapat memperoleh kesan seperti melukis beralaskan kanvas dan sebagainya, namun disini kita memanfaatkan bantuan software (Adobe Photoshop, ArtRage, Corel Painter, Paint Tool Sai atau aplikasi grafis lainnya) dan hardware seperti Mouse atau yang lebih top kita kenal dengan sebutan manis, Tetikus serta Pen tablet, pena yang lebih tegas, hitec, milipen atau sejenisnya yang tidak terlalu menjadi faktor penting keren tidaknya hasil gambar kita serta hardware pendukung lainnya.

Semoga penjabaran ini mudah dimengerti dan bisa memberikan manfaat tuk kita semua! Dari kami, sekian dan terimakasih. Wassalaamu'alaikum warohmatulloohii wabarokaatuh.

Digital Painting - Lucy Li

$
0
0
Interesting morning! Kawan.. Pagi ini, sejak tadi malam tepatnya, kami tengah bersendawa berbelasungkawa karena kehilangan pendengaran yang selama ini teramat penting demi kelangsungan hidup di alam mayapada ini. Beberapa langkah diambil demi mengantisipasi kehilangan tersebut, tapi sepertinya memang bukan dalam waktu dekat ini jawabannya akan muncul. Tak mengapa.

Agan/Sis ingat dengan postingan kami sebelumnya dengan screenshot yang sama seperti gambar di samping? Postingan tersebut berjudul Mengenal Brush Panel - Belajar Digital PaintingYupp.. Akhirnya penjelasan yang lebih masuk akal berkenaan dengan gambar tersebut baru bisa kami tampilkan saat ini.

Lucy Li. Siapakah gerangan gadis ayu putih bersih satu ini? Silahkan jeneungan googling jika memang tingkat curiosity nya melanglang-buana, siapa tau dapet jodoh. Hayahh.. Sayangnya beliau sekarang sudah beda, tak seperti era-era pertama kami mengenal ketika masih rookie di dunia yang digelutinya sekarang. Ah sudahlah.. nanti malah puyeng sendiri. Ckckck..

Kembali ke leptop! Mengapa gambar yang sama muncul di dua postingan yang berbeda walaupun masih di core yang sama? Hmm.. Karena kami merasa perlu membeberkan teknik yang berbeda kali ini jika dibandingkan dengan teknik sebelumnya yang kami keluarkan pada postingan berjudul Digital Painting - Parabiosis, Digital Painting - Rock On!, Digital Painting mixed by Smudge Painting maupun Belajar Digital Painting - Buto Ijo Kurus.

Coba direnungi sejenak gaes gambar di bawah.. lalu temukan perbedaan teknik Digital Painting pada gambar tersebut jika dibandingkan dengan Digital Painting lainnya yang telah kami sebut di atas (berikut link nya masing-masing tadi, red.)! Yupp.. Kali ini kita akan masuk pada teknik Digital Painting yang diawali hanya dengan menggunakan Brush (B) dengan warna Hitam saja, baru nantinya step Coloring menyusul setelah semua rough sketchnya telah dianggap cukup.

Dari kiri ke kanan, 1 dan 2, baru bawah kiri ke kanan, 3 dan 4.

Sejujurnya, teknik Digital Painting seperti ini, sangatlah time consuming, namun kami rasa perlu juga untuk diperdalam karena teknik ini memberikan pengenalan lebih baik dan mendalam terhadap software kesayangan kita dalam menggambar yakni Photoshop.

Tidak ada warna Hitam dalam Disain

Inilah yang kami maksud dengan 'Pencapaian' dalam ber-photoshop-ria. Seperti yang juga kita ketahui bersama, bahwa warna Hitam merupakan warna yang mendominasi dan memiliki makna kuat, kokoh dan netral. Lebih dalam lagi, sebenarnya tidak ada sama sekali yang disebut netral, oleh karenanya, sebenarnya pula, Hitam dalam disain itu bukanlah warna. Tolong sampai disini jangan pada gontok-gontokkan. Slow baee gaess, wokeh?!

Agak sulit memang untuk menjelaskannya secara terperinci dan text book jika hal ini digundah-dulanakan. Ada baiknya, terima ajja dulu tuk sementara, nanti pada saatnya, jika sedulur sadayana sudah semakin erat berpelukan, berjibaku dan berkecimpung serta dengan sendirinya mendalami 'layer makna demi makna' akan sesuatu, tentunya kisanak akan mempunyai pendapatnya sendiri.. Hehehe.. ngelag mode-on.

 Lalu, apa dong warna yang dipakai untuk membuat gambar di atas, terutama pada gambar 1 dan 2? Ya secara standar akan kami jawab, Hitam. Tapi disini kami akan lebih asoy jika menyebut warna tersebut dengan warna gelap, atau untuk menghindari konflik timur-tengah berkepanjangan di laman ini, sebut saja warna tersebut dengan warna #000000. Aman, bukan.

 Singkat cerita, gambar pertama di atas itu dihasilkan dengan menggunakan Brush (B) berwarna #000000 dengan Opacity yang terus berubah-ubah (tidak sama seperti pada teknik-teknik Digital Painting sebelumnya yang pernah kami share disini, red.) mulai dari rendah untuk keperluan membuat sketsa (asal-asalan, red.) lalu Opacitynya semakin turun/rendah untuk mengisi segala kekosongan pada sketsa yang kita buat tadi.

Note : Penggunaan Opacity yang selalu berubah kadang rendah kadang sedang bahkan kadang tinggi ini disebabkan user masih menggunakan tetikus. Untuk yang menggunakan pen sylus dan sebagainya yang kami tidak hapal sebutan demi sebutannya masing-masing, tentu ini sudah bukan permasalahan penting lagi. Monggo!

Setelah semua dirasa sudah cukup, setelah penggunaan Brush (B) dengan Opacity yang turun-naik tersebut (gambar 1, red.) beralih pada gambar berikutnya dimana kami menambahkan bagian-bagian detil dari segala yang kita butuhkan. Pokoknya segala yang berhubungan dengan sketsa awal, sketsa kasar suatu gambar, masih belum menggunakan warna, semua masih menggunakan #000000 tadi itu, kecuali jika Agan/Sis ingin membuat background, itu sih up to you, dude.

Tips : Untuk bagian detil, akan lebih mudah (mungkin karena mata saiia ajja kali ea yang udah siwer, red.) jika ndoro kakung zoom sebesar-besarnya gambar yang kita buat tersebut. Ini juga perbedaan mendasar lainnya antara mouse user dengan yang menggunakan hardware lainnya.

Teknik Coloring

Jika dirasa semua sudah siap pada tempatnya, semua sketsa sudah rampung, bagian-bagian detil sudah cukup, baru kita akan masuk pada tahap selanjutnya yang kita sebut, Coloring. Jika nanti dirasa perlu menambahkan bagian-bagian detil atau perintilan lainnya, silahkan lakukan nanti saja, karena hal tersebut bisa kita lakukan sambilan.

Sudah berapa Layer sekarang ini Agan/Sis buat? Jawabnya tentu beda-beda. Well.. Untuk tahap pewarnaan ini, silahkan buat sebuah layer baru lagi di atas semua layer yang tadi dibuat untuk keperluan sketsa. Ubah Blending Mode layer baru ini menjadi Soft Light atau Overlay, tergantung kebutuhan. Gosokkan warna tersebut dengan Brush (B) pilihan atau kegemaran masing-masing disesuaikan dengan gambarnya masing-masing pula.

Tips : Kami lebih menyukai Brush (B) dengan tekstur kasar untuk membuat hampir semua (kebetulan, red.) Digital Painting di blog ini, oleh-karenanya-lah kami menghindari menggunakan Soft Round, namun jika sampeyan semua lebih menyukai Soft Round dan semua kebalikan dari yang kami lakukan, monggo.. it's boten nopo-nopo!

Banyaknya layer yang digunakan serta masing-masing Blend Mode yang dipilih untuk tiap layer tersebut akan sangat bervariasi, tidak melulu sama, karena tiap foto atau gambar atau sesuatu yang ingin kita buat itu, semua beda, masing-masing punya kisahnya sendiri-sendiri, jadi Agan/Sis tidak perlu terlalu jatuh hati dan lalu terpedaya dengan tiap kata-kata yang kami tulis disini. Silahkan dieksplor seliar-liarnya baik imajinasi kita ataupun tools pada Photoshop kita. Jangan pula terhipnotis dengan tutorial-tutorial yang meng-eksploitir kerumitan, keruwetan, ke-takut-salah-an dan sebagainya yang berkenaan dengan Digital Painting menggunakan Photoshop dan Mouse ini.

Lakukan apapun yang dirasa perlu untuk bisa menyatu dengan Photoshop kita itu, jika memang dirasa perlu untuk 'menjiplak' (meletakkan referensi gambar pada layer paling bawah atau paling atas, red.) terlebih dahulu (sangat tidak dianjurkan jika prospeknya malah kebablasan, red.) foto yang ingin kita digitalized. Harapannya agar sebagai Pemula, kita akan terbiasa dengan menggambar seperti ini, yang nantinya jika sudah jadi habit, tinggalkan itu semua. Letakkan foto referensi di sebelah lembar kerja kita, jika perlu.. sudah tidak perlu lagi akan referensi dari luar. Kita sudah bebas menggunakan referensi dari dalam diri sendiri, dari imajinasi kita sendiri.

Hasil akhir Digital Painting - Lucy Li..

Penampakan Lucy Li yang lain..

Well.. Sekarang tentunya Agan/Sis semua sedikit banyaknya telah bertambah ajiannya dalam menerapkan bermacam Teknik Digital Painting. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat kita semua, mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan.. Yang baik datangnya dari Alloh SWT, sedang yang buruk-buruk dari kami. Akhirul kalaam.. Wassalaamu'alaikum warohmatulloohii wabarokaatuh. Sekian dan terimakasih.

Renungan Closet 4

$
0
0
Hampir satu jam lebih test drive dilakukan atas pendengaran yang baru. Korbannya tak lain dan tak bukan adalah Inferno, bagian akhir dari Logan, sebagian dari pecahan-pecahan Breaking Bad hingga mencoba yang hot-hot lalu berakhir dengan menggali dimana letaknya Warcraft.. Berat, pening, nyer-nyer'an, tekanannya masih serasa ngilu mengiringi tulisan ini mengudara membelah langit Bloggoholic.


Jika tahu seperti ini mudahnya, tentu tidak akan terjadi hilir-mudik lalu-lalang bolak-balik seperti kejadian kemarin pagi. Tapi namanya juga experience, bagaimana bisa menjadi sebuah ilmu jika tidak dirasakan dan dialami langsung. Mengingatnya saja sudah lumayan bikin geleng-geleng kepala.. ckckck.. entah hal seperti ini akan terulang berapa kali lagi dan hingga kapan lagi. Hidup akan terus berputar, mungkin sebentar lagi juga akan kembali terjadi, mungkin 100 tahun lagi, who knows.

Kosong.. Tidak usah diintip! 
I told you!

Sudah beberapa bulan belakangan ini kita berjibaku dengan Menggambar Digital, Digital Painting. Ada baiknya jika kita rehat barang beberapa tanak-nasi, beringsut beberapa depa ke samping kiri. Ambil cermin besar, lalu berkaca. Sudah mampu-kah kita mengalahkan sosok yang ada di dalam cermin tersebut?
Viewing all 236 articles
Browse latest View live